Iklan Multipleks Baru

Saturday, April 14, 2018

Ilmu dan Amal selalu beriringan.


“ Al-ghazali mengatakan bahwa nasihat itu mudah. Yang sulit adalah menerimanya”.

      Ada dua perkara yang saling mengisi dan tidak dapat dipisahkan, yaitu ilmu dan amal, ilmu berperan sebagai pemimpin, sedangkan amal sebagai bawahannya. Ada pula yang mengibaratkan ilmu laksana pohon, dan amal adalah buahnya. Ilmu tanpa amal tidak berguna, tapi amal tanpa ilmu hanya akan sia-sia.

لَوْ كَا نَ لِلْعِلْمْ مِنْ دُوْنِ التُقَى شَرَفُ*
لَكَانَ اَشْرَفُ خَلْقِ اللهِ اِبْلِيْسُ*

Seandainya ilmu tanpa takwa suatu bentuk kemuliaan 
tentulah makhluk yang paling mulia adalah iblis.

Yang dimaksud dengan ilmu disini adalah ilmu dharuri’ yaitu ilmu yang berisikan perintah dan larangan Allah SWT. Oleh karena itu waspadalah terhadap ilmu yang dimiliki tapi tidak diamalkan, karena Allah berkata mengenai hal ini:

      “Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zhalim.” (Al-Jumu’ah: 5)

Bayangkanlah! Orang yang berilmu tapi tidak mengamalkannya diibaratkan Allah SWT seperti keledai yang punggungnya penuh dengan buku-buku. Ia sama sekali tidak dapat mengambil manfaat dari yang dibawanya itu.
**
      Maka dari itu Akal tidak dapat dikatakan berfungsi sebagai akal dengan sebenar-benarnya jika sipemiliknya tidak memikirkan hal-hal yang layak dan yang tidak layak dilakukan.

      Orang telah diberi pertolongan oleh Allah dalam mengendalikan akal dan hawa nafsunya, kehidupannya akan sukses dan selamat. Insya Allah, surga adalah tempat kembalinya. Sebaliknya, bila seseorang telah diperbudak hawa nafsunya hingga akal sehatnya sudah tidak jalan lagi, maka kelak ia akan hidup di tempat yang hina, yaitu neraka hawiyah. Wal ‘iyadzu billah!

Sumber dari buku yang berjudul:

Judul : Kepada Anakku Dekati Tuhanmu
Penulis : Abu Hamid Al-Ghazali
Penerbit   : Mathba'ah Al-Ma'arif, Baghdad 1968
Penerjemah : A. Mudjab Mahali
Penerbit         : Gema Insani


0 comments :

Post a Comment

Terima kasih telah mengunjungi dan berkomentar bijak di situs ini.

Dalam Feed

Dalam Artikel Baru

Display


*PENGALAMAN NYANTRI: Menikmati Setiap Detik Proses Kelak Menjadi Pengalaman Beresensi